Kasus Novel Baswedan Kelar Tiga Bulan Jika Prabowo Presiden

Kasus Novel Baswedan Kelar Tiga Bulan Jika Prabowo Presiden
Siaran Media. Masih ingat kasus penyerangan yang terjadi pada penyidik KPK, Novel Baswedan? Benar, kejadian saat itu beliau sedang hendak pergi ke masjid untuk menjalankan ibadah shalat subuh. Setelah keluar dari masjid, ada pengendara motor tak dikenal menghampirinya. Tiba-tiba saja, pengendara motor itu menyiramkan air panas ke wajah Novel Baswedan. Peristiwa tersebut  terjadi pada 18/9/2017, sampai sekarang sudah tidak ada perkembangan hasil.

Pada kesempatannya Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Andre Rosiade mengatakan, apabila ketua umum partainya, Prabowo Subianto, terpilih menjadi Presiden RI pada Pilpres 2019, penyelesaian kasus penyiraman air keras terhadap penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Novel Baswedan akan lebih baik ketimbang pada pemerintahan Joko Widodo.

“Di zaman Jokowi, kasus Novel Baswedan sudah masuk 16 bulan, tapi tidak ada tanda- tanda titik terang,” ujar Andre dalam acara diskusi di bilangan Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (26/7/2018).
“Nanti kalau Prabowo Subianto menjadi Presiden, tiga bulan, atau 100 hari, kasus itu kami targetkan selesai. Kalau tidak bisa, Kapolrinya kami copot. Inilah bedanya komitmen antara Prabowo dengan Pak Jokowi,” Ujar Andre

Serentak pernyataan dari Andre menjadi perdebatan sengit dalam acara diskusi tersebut.
Cetus spontan dari Politisi PDI Perjuangan Masinton Pasaribu yang turut hadir sebagai narasumber di acara itu, yang mengungkit kasus Prabowo dimasa lalu.

“Loh, yang hilang dulu itu bagaimana, Bos…?” tutur Masinton.
Pernyataan Masinton tertuju pada peristiwa penculikan aktivis menjelang jatuhnya Presiden kedua RI Soeharto pada periode 1997-1998.

Sindiran Masinton langsung diklarifikasi Andre karena menyangkut nama baik dari Ketua Umum dari partainya.
“Kalau soal penculikan aktivis, silakan tanyakan ke Pak Wiranto yang saat itu adalah Panglima ABRI dan saat ini menjadi Menko Polhukam-nya Pak Jokowi,” ujar Andre.

Menurut Andre, isu penculikan aktivis sudah tidak relevan lagi diarahkan kepada sosok Prabowo Subianto yang saat peristiwa itu terjadi menjadi Komandan Jenderal Kopassus, pasukan elite TNI Angkatan Darat.

“Itu hanya kaset rusak yang diputar terus pas Pemilu,” ujar Andre.
Peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW) Emerson Yuntho berpendapat, kasus yang menimpa Novel Baswedan memang sering dipolitisasi kelompok politik.

Banyak kelompok politik yang mengucapkan janji biasanya berdalih akan menuntaskan kasus itu jika sudah berkuasa. Namun, ICW menganggap hal itu hanya semata janji yang sulit terealisasi apabila sudah berkuasa.

“Ya ini sih kampanye doang ya. Nanti (ketika berkuasa) bilangnya, “Yang berjanji kan Andre, bukan saya”. Kan begitu terus selalu, berulang,” ujar Emerson.
Namun Emerson tetap mengapresiasi janji-janji itu. Apa pun yang terjadi, kelompok masyarakat sipil akan tetap terus mendorong pengungkapan kasus kekerasan yang menimpa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi Saat ini.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Prabowo Subianto Tak Mau Berkampanye Hanya Pencitraan

Perkumpulan ibu-Ibu Partai Siap Mendukung Prabowo-Sandi